Liputan Sambas – Wakil Ketua III DPRD Kabupaten Sambas, Ferdinan Syolihin, S.E., M.E., melaksanakan kegiatan reses masa sidang 1 silaturahmi jaring aspirasi di Dusun Sebawi B, Desa Sebangun, Kecamatan Sebawi, Jum’at (6/12/2024).
Dalam kegiatan tersebut Wakil Rakyat Dapil 2 Tebas-Sebawi disambut hangat dan turut dihadiri ratusan masyarakat Desa Sebangun.
Ia mengatakan bahwa Reses merupakan kegiatan Anggota DPRD untuk bertemu dengan rakyatnya, selain memperkuat silaturahmi juga untuk mendengar apa yang ingin disampaikan rakyatnya.
“Malam hari ini kami menentukan reses berdasarkan hasil rapat di Dewan, terhitung hari senin sampai hari minggu, ini merupakan reses saya yang pertama kali, saya punya pertimbangan kesini, saya ingin bersilaturahmi dan ingin menyampaikan apa itu tugas dan pekerjaan dewan,” kata Ferdinan.
Ferdinan yang juga Sekretaris DPC PDI Perjuangan itu menyebut kehadirannya di Desa Sebangun untuk menyerap aspirasi masyarakat secara langsung tidak hanya pembangunan jalan tapi juga bisa masjid, kegiatan kepemudaan, kegiatan desa, keagamaan dan lain-lain.
“Kami ingin menampung aspirasi masyarakat, saya pribadi sudah komitmen akan memberikan kegiatan di 7 Desa yang ada di Kecamatan Sebawi, saya ingatkan kita bisa melakukan tukar pendapat tidak hanya melalui reses, bisa datang kerumah saya, warung kopi maupun tarup,” sebutnya.
“Dengan dana desa yang terbatas dan sudah diatur, Kepala Desa tidak bisa apa-apa, kehadiran anggota dewan melalui reses, masyarakat dapat menyampaikan pendapat mungkin tidak dapat dipenuhi tapi pelan-pelan kita akan maksimalkan,” tambah Ferdinan.
Wakil Ketua III DPRD Sambas menegaskan akan berkomitmen dengan pembangunan yang berada di Dapil 2 khususnya Desa Sebangun yang konon disebut dengan Desa yang ditinggalkan.
“Saya ucapkan terimakasih, saya terpilih kembali menjadi anggota dewan dan dipercayakan menjadi Wakil Ketua DPRD, malam hari ini kita bersepakat, pilkada dan pemilu sudah selesai. Semua masyarakat desa sebangun jangan sampai pecah karena perbedaan, kita sama-sama komitmen dan desa ini sempat disebut sebagai desanyang ditinggalkan, mudah-mudahan dengar hadirnya saya disini statemen seperti itu bisa hilang,” tutupnya. (***)
